Saturday, October 13, 2018

Cara Mencegah Terjadinya Katarak Pada Anak Dan Balita

Cara Mencegah Terjadinya Katarak Pada Anak Dan Balita.- Tahukah anda klo ternyata katarak juga bisa menyerang anak dan juga balita ?

Katarak tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga menyerang anak-anak. Bahkan bayi di bawah usia satu tahun dapat terdiagnosis terkena katarak.

Pada Peringatan Hari Ulang Tahun ke-34 JEC pada Sabtu (24/2), diadakan pemaparan mengenai pentingnya pemeriksaan mata sejak dini. Ketua Layanan Children Eye & Squint Clinic JEC, Dr Ni Retno Setyoningrum mengatakan, meskipun prevalensinya kecil, banyak orang tua kurang memperhatikan kondisi kesehatan mata anak.

Acara peringatan HUT JEC itu juga dibarengi dengan kegiatan Bakti sosial operasi katarak bagi warga tak mampu. JEC bekerjasama dengan Yayasan Damandiri dan Persatuan Tuna Netra Seluruh Indonesia (Pertuni). Hadir dalam acara tersebut, ketua umum Pertuni Aria Indrawati, ketua dewan pembina Pertuni, Mohamad Bob Hasan, Ketua Yayasan Damandiri Subiakto Tjakrawerdaja, dan jajaran direksi JEC.

Menurut Ni Retno, penyebab penyakit mata pada balita karena infeksi dan genetik. Namun, menurutnya, lebih banyak kasus disebabkan infeksi akibat virus. Dampaknya, dari mulai kerusakan pada lensa mata hingga menyebar ke otak. Bahkan, menimbulkan gangguan pertumbuhan lingkar kepala (Mikrosefali). Ini terjadi akibat infeksi Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo dan Herpes (TORCH).

“Sejauh ini lebih banyak infeksi dari makanan contohnya konsumsi daging yang kurang matang. Disarankan bagi ibu hamil agar menjaga pola makan. Sate perlu dimasak kembali agar lebih matang. Lingkungan rumah juga harus bersih. Jangan sampai hewan peliharaan mengotori ruangan. Toksoplasma dapat menyebar melalui udara hingga hinggap ke makanan. Kemudian makanan menjadi terkontaminasi. Ini yang bahaya,” katanya.

Ni Retno sangat menyarankan untuk melakukan pemeriksaan darah TORCH sebelum menikah dan menjalani program hamil. Selain itu perlu menghindari resiko penyebaran virus. Ini karena berdampak pada janin yang dikandung.

Jangan sampai terjadi kembali kasus katarak pada anak. Pemeriksaan pun tidak berhenti sampai tahapan tersebut, setelah mengandung juga masih membutuhkan proteksi.

“Ada pemeriksaan di dalam rahim saat amnion cairan di dalam perut ibu sudah banyak. Tetapi ketika bayi lahir, katarak belum dapat terdeteksi. Biasanya dokter obgyn masih belum memastikan karena tidak terlihat tandanya. Pada usia 2 hingga 3 bulan baru tampak penglihatan lurus atau tidak. Jika lurus berarti normal. Namun, bila tidak lurus (juling) dan terdapat bayangan warna putih di pupil maka perlu diwaspadai,” ujar dokter RS JEC.

Jika menemui tanda mata anak tidak normal, ia menyarankan agar segera diperiksakan ke dokter. Nanti akan dilakukan USG mata untuk melihat keadaan saraf retina. “Juga dibutuhkan work up untuk mengenali apakah ditemukan penyakit infeksi TORCH atau tidak. Yang lebih penting lagi, lakukan pencegah dengan memeriksakan diri sebelum menikah dan program hamil. Dikhawatirkan tubuh terjangkit virus pemicu katarak,” pungkas Ni Retno.

Itulah informasi yang bisa kami sampaikan, semoga informasi yang kami sampaikan bisa bermanfaat untuk anda.

No comments:

Post a Comment